Friday, July 13, 2007

My teacher

Rasa syukur hanya pantas kuhaturkan pada Dia yang begitu pengasih dan penyayang. Di setiap episode kehidupan Dia selalu mengaruniakan yang terbaik...

Seiring berputarnya roda kehidupan, kini aku dipertemukan dengan saudara-saudara yang begitu tulus dan baik hati. Terlebih, aku mendapat hadiah berupa seorang guru yang kereeeen. Jangan salah, she is a woman. Kayaknya sebelumnya aku belum pernah menemui seorang yang unik dan begitu berbakat seperti dia. Ada sebentuk kekaguman melihat kekompakannya dalam mewarnai hidup dengan aktivitas produktif bersama sang suami. Sungguh keluarga mereka seperti membawa inspirasi bagi tumbuhnya semangat baru untuk produktif dalam hidup. Setiap waktu yang ada, selalu tidak lepas dari nuansa ruhiyah. Semangat yang menggebu untuk berjuang seakan terus terpompa dari sepasang jiwa yang memenuhi ruang hatinya dengan ruhiyah yang kental. Subhanallah.... Aku bersyukur sekali dan merasa beruntung sekali bisa mengenal dia.

Mungil !!!

Dalam suatu tayangan Discovery adasuatu kisah tentang sepasang suami istri yang mempunyai anak yang menderita kelainan genetika. Baru kali ini aku mengetahui ada kelainan semacam ini. Sang istri merasa bahagia karena baru melahirkan anak pertamanya. Namun ada sedih yang menggelayut kala dokter memberitahu bahwa anak pertama mereka itu tidak seperti bayi umumnya. Anak mereka memiliki tubuh yang sangat sangat kecil. Ukuran tubuhnya kira-kira setengah besar bayi umumnya. Tangannya, kakinya, kepalanya, lehernya, benar-benar mungil untuk bayi yang seumur dengannya. Si bayi mungil ini dinamai Kenadie. Dokter mendiagnosis bahwa si bayi tersebut mengalami kelainan genetis bernama primodial dwarfism. Baru kali ini aku mengetahui ada kasus seperti ini.
Kata dokter yang menangani bayi itu, si bayi sewaktu-waktu dapat saja terserang aneurism / penyumbatan pembuluh darah di otak yang bisa berakibat fatal. So, untuk mengetahui kemungkinan terjadi penyumbatan pembuluh darah otak, si bayi harus rutin menjalani CT scan untuk memonitor kondisi otaknya yang mungil itu. Seiring berjalannya waktu si bayi tumbuh besar. Namun ukuran tubuhnya masih mungil walau tidak sekecil kala masih bayi. Ia mengalami keterlambatan bicara seiring kelainan yang dideritanya. Walau begitu, ia memahami bahasa tubuh yang diajarkan oleh gurunya.
Orang tua Kenadie memang telaten sekali membawa Kenadie ke berbagai tempat untuk mencari solusi bagi cobaan yang menimpa putri kecilnya itu. Mereka berdua membawa si kecil ke dokter ahli penyakit aneh, psikolog, dokter syaraf, dan ke dokter-dokter ahli lainnya. Untuk anak seumuran 3 tahun, ukuran tubuh kenadie bisa dikatakan sangat mungil. Besar dan tinggi tubuhnya pada umur 3 tahun kira-kira sebesar dan tinggi bayi 8 bulan. Walau begitu, orang tua Kenadie merasa bahwa kehadiran Kenadie membawa kebahagiaan bagi sepasang suami istri itu. Mereka menganggap si mungil Kenadie sebagi anugerah terindah bagi mereka. Walau ada keprihatinan yang menyelinap, namun mereka optimis bisa merawat dan mendidik Kenadie dengan baik dan menjadi orang tua yang sangat pantas untuk dicintai kenadie. Kalau orang tua Kenadie bisa sangat bersyukur atas keadaan putrinya, bagaimana dengan kita???
Si mungil Kenadie tidak tahu apasebenarnya terjadi dalam dirinya. Iatetap semangat bermain dan belajardengan penuh keceriaan dankebahagiaan. Seakan-akan dunia inibegitu indah dalam pendangannya.