Mungkin temen2 dah pada tau, penggunaan melting plastic untuk membuat gorengan lebih crispy.
Ini mesti diwaspadai dech.
Ini mesti diwaspadai dech.
Ada pengalaman, seseorang waktu beli pecel lele di daerah Jakarta Selatan, ternyata abangnya tidak menuangkan minyak goreng yang masih diplastik ke penggorengan. Tapi malah meletakkan minyak goreng yang masih dalam plastik ke dalam penggorengan panas. Sehingga plastiknya meleleh larut dalam minyak panas, kemudian lelenya digoreng dan hasilnya pecel lelenya crispy…! (crispy = renyah). hi serem yaaaaaaaaaa. ..
Ada kisah juga penjual PISANG GORENG, mereka menambahkan sedotan plastik ke dalam minyak goreng panas (sedotan=yang biasanya kita gunakan untuk minum), sedotan dilelehkan/dicairka n (melted) ke dalam minyak goreng panas sebelum menggoreng, itulah sebabnya PISANG GORENG, UBI GORENG, dll selalu tetap crispy (renyah) selama beberapa jam.
Gorengan biasanya akan melempem dan tidak crispy lagi jika diletakkan dalam udara terbuka selama beberapa waktu. Namun dengan cara memasukkan botol plastik ke dalam minyak panas yang digunakan untuk menggoreng, maka gorengan akan tetap crispy meski diletakkan di udara terbuka selama beberapa jam.
Kita harus berhati-hati jika membeli bawang goreng, pisang goreng, ayam goreng, pecel lele maupun jenis gorengan lain yang meski telah berjam-jam lalu digoreng namun tetap crispy dan tidak melempem meski diletakkan dalam udara terbuka.
Plastik dibuat dari bahan kimia jenis polimer. Jenis plastik yang banyak digunakan dalam kehidupan kita adalah polietilena (bahan pembungkus, kantong plastik, mainan anak, botol), teflon (pengganti logam, pelapis alat-alat masak), polivinilklorida (untuk pipa, alat rumah tangga, cat, piringan hitam), polistirena (bahan insulator listrik, pembungkus makanan, styrofoam, mainan anak).
Plastik untuk membungkus makanan yang masih panas saja berpotensi menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik). Akan tetapi yang lebih berbahaya adalah memanaskan plastik dalam suhu tinggi. Membakar bahan yang terbuat dari plastik dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi manusia. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA (bahan pelembut plastik) yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.
Kondisi cuaca di Indonesia yang memiliki kelembaban tinggi memang berpotensi membuat makanan yang digoreng dan dibiarkan di udara terbuka jadi cepat melempem. Ada beberapa jenis makanan seperti kerupuk dan keripik yang bisa diletakkan dalam stoples tertutup untuk mempertahankan kerenyahannya. Namun perlakuan demikian tidak bisa diterapkan pada jenis gorengan yang lain. Alhasil ketika gorengan telah mulai mendingin kerenyahannya akan segera menghilang. Makan gorengan crispy memang lebih lezat, namun tidak sebanding dengan resiko yang harus kita tanggung. (dari beberapa sumber)
Ada kisah juga penjual PISANG GORENG, mereka menambahkan sedotan plastik ke dalam minyak goreng panas (sedotan=yang biasanya kita gunakan untuk minum), sedotan dilelehkan/dicairka n (melted) ke dalam minyak goreng panas sebelum menggoreng, itulah sebabnya PISANG GORENG, UBI GORENG, dll selalu tetap crispy (renyah) selama beberapa jam.
Gorengan biasanya akan melempem dan tidak crispy lagi jika diletakkan dalam udara terbuka selama beberapa waktu. Namun dengan cara memasukkan botol plastik ke dalam minyak panas yang digunakan untuk menggoreng, maka gorengan akan tetap crispy meski diletakkan di udara terbuka selama beberapa jam.
Kita harus berhati-hati jika membeli bawang goreng, pisang goreng, ayam goreng, pecel lele maupun jenis gorengan lain yang meski telah berjam-jam lalu digoreng namun tetap crispy dan tidak melempem meski diletakkan dalam udara terbuka.
Plastik dibuat dari bahan kimia jenis polimer. Jenis plastik yang banyak digunakan dalam kehidupan kita adalah polietilena (bahan pembungkus, kantong plastik, mainan anak, botol), teflon (pengganti logam, pelapis alat-alat masak), polivinilklorida (untuk pipa, alat rumah tangga, cat, piringan hitam), polistirena (bahan insulator listrik, pembungkus makanan, styrofoam, mainan anak).
Plastik untuk membungkus makanan yang masih panas saja berpotensi menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik). Akan tetapi yang lebih berbahaya adalah memanaskan plastik dalam suhu tinggi. Membakar bahan yang terbuat dari plastik dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi manusia. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA (bahan pelembut plastik) yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.
Kondisi cuaca di Indonesia yang memiliki kelembaban tinggi memang berpotensi membuat makanan yang digoreng dan dibiarkan di udara terbuka jadi cepat melempem. Ada beberapa jenis makanan seperti kerupuk dan keripik yang bisa diletakkan dalam stoples tertutup untuk mempertahankan kerenyahannya. Namun perlakuan demikian tidak bisa diterapkan pada jenis gorengan yang lain. Alhasil ketika gorengan telah mulai mendingin kerenyahannya akan segera menghilang. Makan gorengan crispy memang lebih lezat, namun tidak sebanding dengan resiko yang harus kita tanggung. (dari beberapa sumber)